LAMPUNG - Sebanyak 10 polisi terluka saat mengamankan aksi unjuk rasa ribuan petani singkong yang memadati gerbang Kantor Gubernur Lampung, Bandarlampung, yang berubah menjadi kericuhan.
Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Petani Singkong Indonesia itu terlibat bentrok dengan petugas kepolisian yang mengamankan aksi tersebut sehingga menyebabkan 10 anggota Polda Lampung terluka.
Kericuhan pecah sekitar pukul 13.35 WIB setelah audiensi antara massa aksi dan perwakilan Pemerintah Provinsi Lampung berakhir tanpa titik temu. Suasana yang awalnya tertib mendadak jadi memanas.
Lemparan batu menghujani barikade polisi yang berjaga. Petugas pun terpaksa memukul mundur massa untuk mencegah situasi makin tak terkendali.
Bentrok tidak terhindarkan. Deretan mobil komando, spanduk, serta bendera yang sebelumnya untuk berorasi berubah menjadi alat provokasi.
Suara sirene ambulans dan teriakan peserta aksi membaur dalam kekacauan di depan kantor Gubernur Lampung itu.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Yuni Iswandari Yuyun membenarkan adanya insiden yang menyebabkan 10 anggota kepolisian mengalami luka-luka.
"Situasi sempat memanas karena massa memaksakan kehendak untuk terus mendesak masuk setelah audiensi tak menemui solusi," ujarnya dilansir ANTARA, Senin, 5 Mei.
Kombes Pol. Yuyun menyebutkan Bripka Yuli Setiawan dari Polsek Teluk Betung Selatan yang mengalami luka robek di kepala dan harus dilarikan ke RS Bhayangkara.
Sembilan anggota polisi lainnya, yakni Bripda Rendi Dwi Atmaja, Bripda Daffigo, Bripda Toni Sanzaya, Bripda Raka Alfito, Bripda Baliya, Bripda Aryo Yoga Pratama, Bripda Rangga Herviansyah, Bripka Ali Hanafi, dan Briptu Candra mengalami luka akibat lemparan batu dan langsung mendapat penanganan medis di tempat kejadian.
"Mereka mengalami luka di kepala, wajah, bahu, dan tangan akibat lemparan benda tumpul. Namun, semuanya telah ditangani dengan cepat oleh tim medis," katanya.
Meski aksi ini membawa aspirasi penting, menurut dia, tindakan kekerasan yang dilakukan segelintir peserta tidak dapat dibenarkan.
"Kami sangat menghargai aspirasi masyarakat. Akan tetapi, tindakan anarkis yang membahayakan keselamatan umum tidak akan kami toleransi," katanya.
Ia mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk tetap menjaga ketertiban dan menjadikan dialog sebagai jalan utama dalam menyampaikan pendapat.
"Polda Lampung terus berkomitmen mengawal hak demokrasi warga, tetapi tetap dalam koridor hukum dan keamanan," ujarnya.
Aksi massa dari berbagai kabupaten dan unsur petani singkong di Lampung.
Mereka menuntut keadilan atas nasib petani singkong, serta mendesak Gubernur Lampung hingga Presiden RI untuk turun tangan.