Chelsea Islan dan Cinta Laura dalam Pementasan Terbitlah Terang: Pembacaan Surat dan Gagasan Kartini

Fragmen surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terangkum dalam buku Kartini: Kumpulan Surat-surat 1899-1904 karya Wardinam Djoyonegoro yang terbit pada Oktober 2024, dibacakan ulang lewat pementasan. (Foto: Bambang E Ros/VOI)

Satu pentas bertajuk Terbitlah Terang: Pembacaan Surat dan Gagasan Kartini digelar pada Senin, 21 April 2025 di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat. (Foto: Bambang E Ros/VOI)

Acara yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Kartini ini menampilkan Christine Hakim, Ratna Riantiarno, Marsha Timothy, Chelsea Islan, Cinta Laura, Maudy Ayunda, Lutesha, Happy Salma, Reza Rahadian, dan Bagus Ade Putra.

Kartini awalnya memulai korespondensi di usia 16 tahun sampai akhir hayatnya, tulisan surat pertama Kartini ditujukan kepada sahabat penanya yang ada di Belanda, yaitu Estelle (Stella) Zeehandelaar. (Foto: Bambang E Ros/VOI)

Lagu Melati Suci karya Guruh Soekarno Putra mengawali pementasan Terbitlah Terang: Pembacaan Surat dan Gagasan Kartini yang digagas oleh Bakti Budaya Djarum Foundation dan Titimangsa. (Foto: Bambang E Ros/VOI)

"Di antara waktu yang sempit, kita buka kembali surat-surat Kartini. Apakah ada jejaknya hari ini?" ujar Ratna Riantiarno yang tampil sebagai narator pembuka. (Foto: Bambang E Ros/VOI)

Adegan berlanjut ke Marsha Timothy dan Christine Hakim yang memaparkan gagasan RA Kartini tentang pentingnya kemajuan pendidikan. Kemudian Chelsea Islan, Cinta Laura, Lutesha, dan Bagus Ade Saputra tampil bergantian. (Foto: Bambang E Ros/VOI)

Fragmen surat Kartini lainnya dibacakan oleh Maudy Ayunda dan Reza Rahadian yang mengkritik pada isu ekonomi rakyat dan lingkungan. Selanjutnya Happy Salma tampil dibabak terakhir. (Foto: Bambang E Ros/VOI)

"Sehabis gelap gulita, hadir lagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam. Habis gelap, terbitlah terang," pungkas Happy Salma selaku pendiri Titimangsa. (Foto: Bambang E Ros/VOI)

Pementasan Terbitlah Terang merupakan bagian dari pameran Sunting: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan yang dibuka oleh Menteri Kebudayan Republik Indonesia, Fadli Zon yang digelar hingga 31 Juli 2025 di Museum Nasional Indonesia. (Foto: Bambang E Ros/VOI)