JAKARTA - Jerawat merupakan masalah wajah yang dihadapi oleh banyak orang. Melihat hal tersebut, sebuah perusahaan farmasi bernama Sanofi melakukan terobosan baru dengan membuat vaksin untuk cegah jerawat.
“Membantu membentuk kembali lanskap pengobatan jerawat,” kata juru bicara Sanofi mengenai vaksin jerawat, dikutip dari Live Science, pada Senin, 5 Mei 2025.
Namun, vaksin jerawat tersebut belum diluncurkan secara resmi. Vaksin tersebut masih pada tahap awal pengujian klinis untuk menguji keamanan dan keampuhannya pada orang dewasa yang memiliki jerawat sedang hingga parah.
Pada rincian uji coba yang dibagikan perusahaan tersebut di website resminya, disebutkan bahwa vaksin jerawat ini dibuat dengan menggunakan struktur mRNA. Dalam hal ini protein target kemungkinan bersar adalah protein yang dibuat oleh C.ances, yakni bakteri pemicu jerawat.
Uji kilin fase I/II vaksin tersebut sudah dimulai pada April 2024 dan diperkirakan akan berlangsung hingga 2027. Selama periode tersebut, perusahaan berencana merekrut sekitar 400 orang dewasa berusia 18 hingga 45 tahun yang memiliki jerawat wajah moderat hingga parah.
BACA JUGA:
Beberapa peserta dalam uji coba tersebut akan menerima satu hingga tiga dosis vaksin. Peserta akan disuntik hingga tiga kali dengan dosis tersebut selama masa uji coba.
Sementara itu, peserta uji coba lainnya akan menerima vaksin “dummy” yang tidak mengandung obat. Hal tersebut akan memberikan titik perbandingan untuk membantu para ilmuwan menentukan seberapa aman dan efektif vaksin tersebut.
Setelah uji klinis fase I/II selesai, akan dilakukan uji klinis fase I lainnya secara terpisah pada tahun 2027. Dalam uji coba ini direncanakan untuk menguji keefektifan vaksin dalam mengobati jerawat yang lebih ringan.