WhatsApp Tetap Digunakan di Negara-negara yang Melarangnya  
Whatsapp tetap digunakan di negaranya yang memblokirnya (foto: dok. pexels)

Bagikan:

JAKARTA - WhatsApp, dengan perkiraan dua miliar pengguna aktif bulanan, adalah aplikasi pesan instan paling populer di seluruh dunia. Tetapi tampaknya banyak pengguna platform tersebut berada di negara-negara di mana WhatsApp telah secara kontroversial diblokir, seperti China dan Korea Utara.

Will Cathcart, kepala WhatsApp di Meta, mengatakan 'puluhan juta' orang di negara-negara ini menggunakan cara-cara teknis untuk secara diam-diam mengakses aplikasi obrolan tersebut.

Salah satu contohnya adalah jaringan pribadi virtual (VPN), yang membuat pengguna terlihat terhubung ke internet dari lokasi yang berbeda. Namun, baru-baru ini China meningkatkan kampanyenya melawan WhatsApp dengan menghapusnya dari  App Store milik Apple.

Selama ini WhatsApp diblokir di China, Korea Utara, Suriah, dan Qatar, sementara fitur-fitur aplikasi tersebut sangat dibatasi di Qatar, Mesir, Yordania, dan Uni Emirat Arab.

“Kita memiliki banyak laporan anekdotal tentang orang-orang yang menggunakan WhatsApp [di negara-negara ini,” kata Cathcart dikutip VOI dari BBC News. “Anda akan terkejut betapa banyak orang yang telah menemukan caranya.”

Menurut sang bos teknologi, staf WhatsApp dapat melihat di mana pengguna berada dengan melihat nomor telepon terdaftar mereka, yang memiliki kode negara internasional yang khas di bagian depan.

“Apa yang bisa kita lakukan adalah melihat beberapa negara di mana kami melihat pemblokiran dan masih melihat puluhan juta orang terhubung ke WhatsApp,” katanya.

Di China, pemerintah telah memblokir WhatsApp sejak 2017, meskipun VPN telah menawarkan celah potensial bagi orang-orang di negara itu sejak saat itu.

Orang-orang yang berkunjung ke China harus mengatur VPN untuk mengakses WhatsApp di sana, serta aplikasi Meta lainnya yang diblokir seperti Facebook dan Instagram.

Namun, bulan lalu, pemerintah China memerintahkan Apple untuk menghapus WhatsApp dari App Store China, membuatnya semakin sulit bagi orang untuk menggunakannya.

Cathcart menyebut keputusan China untuk menghapus WhatsApp 'disayangkan', tetapi menambahkan bahwa negara tersebut bukanlah pasar utama bagi aplikasi tersebut.

WhatsApp juga membiarkan pengguna terhubung ke aplikasi pesan tersebut melalui server proxy untuk pertama kalinya untuk memungkinkan pengguna tetap online bahkan ketika ada pemblokiran internet atau blok di tempat.