Bagikan:

JAKARTA - Ilmuwan telah mencapai langkah maju dalam upaya untuk mengawetkan otak manusia selamanya. Mereka berhasil mencairkan jaringan otak yang telah dibekukan secara kriogenik tanpa merusaknya, dan neuron yang dibekukan tetap mampu mengirim sinyal seperti biasa.

Ini merupakan tantangan besar bagi sains, karena pembekuan otak yang sangat halus biasanya merusaknya, membuatnya tidak berguna saat dicairkan. Terobosan ini tidak hanya penting bagi ahli saraf yang ingin mempelajari obat baru, tetapi juga bisa memajukan ide fiksi ilmiah untuk menghidupkan kembali orang di masa depan.

Peter Thiel, miliarder pendiri PayPal, menyatakan dalam wawancara tahun 2023 bahwa ia ingin dibekukan setelah meninggal, meskipun ia tidak "selalu berharap ini berhasil." Banyak selebritas, termasuk DJ legendaris Steve Aoki, juga berharap untuk membekukan tubuh mereka setelah meninggal.

Pasien terlama di Cryonics Institute, Rhea Ettinger, telah disimpan sejak tahun 1977. Jumlah orang yang disimpan di institut tersebut di Michigan telah lebih dari tiga kali lipat sejak tahun 2006.

Profesor Zhicheng Shao, ahli saraf yang dilatih di Harvard dan bekerja di Universitas Fudan di Shanghai, mengembangkan campuran kimia kompleks bernama MEDY yang melindungi neuron dari kerusakan saat dibekukan. Ia tidak menghindar dari ide bahwa penelitian ini bisa digunakan untuk kriogenik, yang telah menjadi fantasi di kalangan futuris selama beberapa dekade.

"MEDY dapat digunakan untuk pengawetan kriogenik jaringan otak manusia," kata Dr. Shao dalam studinya yang diterbitkan di jurnal Cell Reports Methods.

Ini adalah kabar baik bagi banyak orang, seperti Peter Thiel dan Steve Aoki, yang berharap tubuh mereka bisa diawetkan dalam es setelah mereka meninggal, dengan harapan bahwa di masa depan, ilmu pengetahuan akan cukup maju untuk menghidupkan mereka kembali dalam keadaan sehat.

Namun, seperti yang diakui Thiel dalam wawancara tahun 2023, kita belum tahu cara membuat kriopreservasi bekerja - baik untuk tubuh secara keseluruhan maupun otak secara khusus. Meski demikian, hal ini tidak menghentikan bisnis untuk memanfaatkan tren tersebut. Sejak pertengahan abad ke-20, laboratorium kriogenik telah bermunculan di Michigan, Arizona, dan Australia.

Di Cryonics Lab yang berbasis di Michigan, preservasi tubuh penuh dimulai dengan biaya $28.000 (Rp451 juta), dan klien mereka telah lebih dari tiga kali lipat sejak tahun 2006, kini memiliki lebih dari 1.975 penduduk permanen.

Untuk mengatasi masalah ini, Profesor Shao dan timnya mencari zat berbeda untuk merendam jaringan otak yang menjaga jaringan tetap dingin tanpa menyebabkan masalah dengan kristal es. Mereka menemukan campuran bernama MEDY, yang memungkinkan mereka membekukan jaringan tanpa kerusakan. Setelah dicairkan, jaringan otak kembali hidup dan mampu berfungsi normal.

Meski begitu, masih ada banyak tantangan yang harus diatasi sebelum kita bisa mengaplikasikan teknik ini pada otak atau tubuh manusia secara keseluruhan. Penelitian ini juga berpotensi besar untuk pengujian obat baru dan terapi di laboratorium.

Meskipun kita masih jauh dari memahami seluruh sistem kerja otak, langkah ini merupakan kemajuan signifikan dalam bidang kriogenik dan ilmu saraf.